Jangan Biarkan Hernia Menghapus Keceriaan Buah Hati, Kenali Gejala dan Cara Menanganinya
SerambiBisnis.com - Menangis memang sering kali menjadi bahasa anak-anak untuk menggambarkan perasaannya. Akan tetapi, orangtua harus mulai mewaspadainya apabila setelah menangis, ada benjolan yang muncul di lipatan paha sang anak. Jangan tunda untuk mengobatinya sebelum hal itu menghapus keceriaan buah hati Anda.
Benjolan tidak biasa yang muncul di permukaan kulit umumnya jadi pertanda ada sesuatu yang tidak beres di dalam tubuh kita. Ada kalanya, benjolan itu muncul dan menghilang. Akan tetapi, bisa juga tetap ada. Kali pertama benjolan itu muncul, tentu saja kewaspadaan orangtua harus ditingkatkan.
Pada anak-anak, ada benjolan khas yang menjadi pertanda bahwa ia menderita hernia. Karakter benjolannya sangat khas, yaitu berlokasi di lipatan paha dan bisa sampai ke skrotum atau kantung buah zakar.
Benjolan itu pun muncul pada waktu yang khas, yaitu saat anak baru menangis, melompat terus-menerus, atau terus berteriak. Ketika beristirahat atau tidur, benjolan itu bisa hilang atau berkurang.
Benjolan akibat hernia itu bisa tampak di salah satu sisi lipatan paha ataupun keduanya. Ada kalanya, pada bayi, benjolan itu muncul di pusar yang biasanya disebut bodong. Hernia pada anak, bisa terjadi karena proses pertumbuhan yang tidak tuntas sempurna berkaitan dengan testis atau buah zakar pada janin laki-laki. Ketika usia belum tujuh bulan, testis terbentuk di dalam rongga perut. Setelah usia tujuh bulan di dalam kandungan, testis itu turun ke skrotum karena di sana suhunya ideal untuk perkembangan sperma yaitu 33 derajat Celsius.
Dalam perjalanan turun dari perut ke skrotum, testis akan melewati lipatan paha. Di dalam lipatan itu, ada rongga atau saluran menyerupai terowongan untuk jalannya testis. Setelah testis sampai ke skrotum, saluran itu seharusnya menutup. Tetapi karena terowongannya terbuka, akhirnya ada hubungan antara perut dan kantong kemaluan. Satu saat, usus bisa menyelip ke situ sehingga muncullah benjolan di lipatan paha.
Terselipnya usus di lubang itu karena usus memang selalu bergerak. Sewaktu anak menangis atau melompat-lompat, usus pun masuk ke dalam saluran itu sehingga di permukaan kulit tampak benjolan. Ketika anak tenang, usus tetap bergerak dan bisa masuk lagi ke rongga perut sehingga benjolan pun hilang.
Akan tetapi, ketika kondisinya sudah parah, usus yang masuk ke saluran itu terjepit dan tidak bisa kembali lagi ke posisi normalnya. Risikonya, usus mengalami luka sehingga harus dipotong.
Operasi Hernia
Hernia tidak berbahaya dan bisa ditangani dengan operasi. Tindakan operasi untuk menutup saluran yang terbuka supaya usus tidak lagi terselip ke sana. Bisa tidak diatasi selain dengan operasi? Apakah celana hernia bisa? Secara evidence based medicine, itu tidak terbukti bermanfaat. Karena hernia merupakan kelainan anatomis maka pemakaian celana tidak akan bermanfaat, tetap harus tindakan operasi.
Meski butuh tindakan segera, sifat operasi hernia tidak gawat darurat sehingga bisa dijadwalkan lebih dulu. Namun, apabila hernia sudah disertai gejala okstruksi usus, yaitu usus terjepit dan tidak bisa kembali ke rongga perut maka tindakan operasinya masuk kategori gawat darurat sehingga harus operasi segera.
Operasi yang dilakukan ada dua macam, yaitu open surgery atau konvensional atau laparoskopi. Untuk metode konvensional, ada sayatan sekitar 2-3 cm untuk menutup terowongan yang terbuka. Sementara laparoskopi, metode yang digunakan adalah dengan memasukkan kamera dari pusar dan cara penutupan terowongan itu dengan menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam.
Keuntungan laparoskopi adalah dokter bisa melihat kedua sisi lipatan paha apakah ada lubang atau tidak. Dengan. cara konvensional, dokter hanya bisa melihat satu sisi. Kedua jenis operasi itu bisa dilakukan sejak bayi, bahkan bayi pernatur yang sering kali lahir dengan kondisi saluran tidak tertutup sempurna.
Bila tidak mau dioperasi, risiko usus terjepit itu akan selalu ada. Kalau usus sudah terjepit, usus akan rusak, bisa bocor, dan bisa berlubang. Kalau sudah seperti itu, isi usus bisa masuk ke kantung kemaluan, usus kan isinya sisa pencernaan yang mengandung bakteri. Jadi, risiko lainnya adalah infeksi. Yang tadinya operasi hernia itu simpel hanya untuk tutup saluran, akhirnya jadi operasi yang lebih besar untuk memotong usus.
Saat sudah operasi, risiko kambuh pun tetap ada. Akan tetapi, kambuh karena jahitan terbuka kembali ada sekitar 1% dari seluruh kasus. Itu bisa terjadi karena usus yang terjepit sudah telanjur ada peradangan sehingga dinding sekitarnya pun meradang yang mengakibatkan jaringan di sekitarnya menjadi rapuh. [Vebertina Manihuruk/PRM/1704219]